Selasa, 18 Mei 2010

PROPOSAL

PROPOSAL

Proposal adalah sebuah tulisan yang dibuat oleh si penulis yang bertujuan untuk menjabarkan atau menjelasan sebuah tujuan kepada si pembaca (individu atau perusahaan) sehingga mereka memperoleh pemahaman mengenai tujuan tersebut lebih mendetail.

Berikut ini adalah contoh proposal penelitian :

FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SASTRA INGGRIS

BANDUNG 2001

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Analisis Makna Implisit pada Novel Harry Potter and the Prisoner of Azkaban Karya J. K. Rowling dan Terjemahannya. Objek penelitian ini adalah kalimat-kalimat yang mengandung makna implisit pada novel tersebut. Kalimat yang mengandung makna implisit diambil sebagai data dan dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif komparatif. Novel yang berjudul Harry Potter and the Prisoner of Azkaban ini ditulis oleh J. K. Rowling dan dialihbahasakan oleh Listiana Srisanti ke bahasa Indonesia dengan judul Harry Potter Dan Tawanan Azkaban.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari penerjemahan makna implicit dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) makna implisit harus diterjemahkan secara eksplisit apabila sistem dalam bahasa sasaran mengharuskannya, namun (2) makna implisit dapat juga diterjemahkan secara eksplisit apabila sistem bahasa sasaran memungkinkannya, yang terakhir adalah (3) makna implicit harus diterjemahkan eksplisit jika menyebabkan ketaksaan atau ketidakjelasan makna dalam hasil terjemahannya.

Untuk mempermudah dalam persetujuan dari dosen mengenai skripsi yang akan kita bahas lebih baik dalam pengajuan proposal skripsi ditunjukan sistematikanya seperti contoh dibawah ini:

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Penerjemahan sangat mutlak diperlukan dalam era informasi dan komunikasi yang bergerak cepat seperti saat ini. Proses penerjemahan dan hasil-hasilnya dapat dilihat tersebar dalam segala bidang, mulai dari bidang pendidikan sampai hiburan. Buku, film dan berbagai media pembawa informasi lainnya yang dibuat tidak dalam bahasa asli memerlukan suatu proses penerjemahan. Penerjemahan sendiri merupakan suatu proses penyampaian informasi dari bahasa sumber ke dalam padanan yang sesuai pada bahasa sasaran.

Suatu hasil penerjemahan dapat dianggap berhasil apabila pesan, pikiran, gagasan, dan konsep yang ada dalam bahasa sumber dapat disampaikan ke dalam bahasa sasaran secara utuh. Hal ini akan sulit dilakukan karena adanya perbedaan pada sistem bahasa dan budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran. Seorang penerjemah yang baik tidak hanya harus dapat mengatasi perbedaan sistem bahasa dan budaya, tetapi ia juga harus dapat menangkap pesan implisit atau amanat yang ada di bahasa sumber dan menyampaikannya kembali ke dalam bahasa sasaran. Hal ini menjadi penting karena keutuhan suatu teks sedikit banyak dipengaruhi oleh adanya pesan atau makna implicit yang terdapat didalamnya.

Untuk dapat menangkap pesan implisit dengan baik, diperlukan kemampuan untuk mengenali berbagai macam makna dan cara-cara menerjemahkannya. Di dalam teks, ada kalanya makna tidak disampaikan secara eksplisit. Makna-makna yang seperti ini disebut dengan makna implisit atau tersirat. Berikut adalah contoh makna implisit:

“So when you told her, you were actually face to face with her?”

“Yes”

“In a position to see her reaction to the news?”

“Yes”

Jawaban dari kedua kalimat pertanyaan di atas adalah “Yes”. Kedua kata tersebut persis sama, tetapi apabila dilakukan pengkajian lebih lanjut lagi ternyata makna implicit yang terkandung dalam kedua “Yes” tadi berbeda satu dengan lainnya. Penerjemah yang baik harus terampil dalam menangkap berbagai makna implicit yang terdapat pada sebuah teks. Kemampuan ini mutlak diperlukan agar tidak terjadi ketaksaan sehingga pembaca yang membaca hasil terjemahan berupa novel ini tidak mengalami kebingungan dalam memahami pesan novel tersebut. Penyampaian makna implisit tadi ke dalam bahasa sasaran juga merupakan hal yang tidak kalah pentingnya. Hal-hal inilah yang telah memotivasi penulis untuk meneliti lebih dalam lagi mengenai masalah makna implisit dalam terjemahan.

I.2 Identifikasi Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah baik tidaknya penerjemahan makna implisit pada novel Harry Potter and the Prisoner of Azkaban karya J.K. Rowling. Dalam analisis akan dibahas penerjemahan makna implisit dari bahasa sumber (bahasa Inggris) ke terjemahannya dalam bahasa sasaran (bahasa Indonesia). Juga yang akan dilihat adalah upaya-upaya yang dilakukan penerjemah dalam mengalihbahasakan berbagai bentuk makna implisit sehingga keutuhan teks dan makna yang ingin disampaikan tetap terjaga. Sebagai landasan penelitian, penulis mengambil teori mengenai makna implicit milik Larson yang dikutip dari buku Meaning-Based Translation: A Guide to Cross-Language Equivalence. Dalam buku ini Larson membagi makna implisit menjadi makna implisit referensial, makna implisit organisasional dan makna implisit situasional. Dalam menerjemahkan ketiga jenis makna implisit tadi dibutuhkan keterampilan untuk mencari padanannya dan kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat dalam menentukan apakah makna tadi akan diekplisitkan atau tidak. Sehubungan dengan hal

tersebut ada tiga masalah yang dikaji dalam skripsi ini:

  1. Menerjemahkan makna implisit referensial. Dalam menerjemahkan makna implicit referensial penerjemah harus mengetahui referen yang dimaksud terlebih dahulu sebelum memutuskan apakah penerjemahan ini harus dieksplisitkan atau tidak.
  2. Menerjemahkan makna implisit organisasional. Dalam menerjemahkan makna implisit organisasional struktur bahasa yang dipakai harus diperhatikan. Apabila struktur bahasa tersebut mengimplisitkan sesuatu maka harus dipertimbangkan mengenai perlu tidaknya untuk mengeksplisitkan hal tersebut ke dalam bahasa sasaran.
  3. Menerjemahkan makna implisit situasional. Situasi yang terjadi pada saat ujaran merupakan kunci dalam menerjemahkan makna implisit situasional. Apabila dirasakan situasi yang dimaksud sudah cukup jelas maka makna implisit tersebut tidak perlu dieksplisitkan.

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna implisit referensial, makna implisit organisasional dan makna implisit situasional yang ada di novel Harry Potter and the Prisoner of Azkaban dan terjemahannya, juga untuk mengetahui bagaimana ketiga makna tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia serta untuk mengetahui penyesuaian yang diperlukan oleh penerjemah dalam menyampaikan makna-makna implisit tadi ke dalam bahasa Indonesia sebagai bahasa sasarannya sehingga dapat ditarik simpulan secara umum mengenai penerjemahan makna implisit dalam novel tersebut.

I.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna untuk memahami mengenai penerjemahan makna implicit sehingga seorang penerjemah dapat belajar lebih banyak mengenai makna implisit dan berbagai teknik untuk menerjemahkan makna implisit dengan baik tanpa menimbulkan ambiguitas atau kerancuan. Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu terbentuknya penerjemahan yang lebih baik, khususnya untuk penerjemahan yang berhubungan dengan makna implisit.

I.5 Kerangka Pemikiran

Seorang penerjemah harus dapat menjaga keutuhan teks yang diterjemahkannya. Salah satu cara untuk tetap menjaga keutuhan teks adalah dengan memperhatikan benar-benar berbagai penggunaan makna implisit pada teks yang dibuat oleh pengarang. Penerjemah juga harus dapat memindahkan makna-makna implisit yang ada pada suatu teks dengan piawai sehingga apa yang dimaksudkan oleh pengarang dapat disampaikan tanpa distorsi kepada pembaca dalam bahasa sasaran. Larson membagi makna implisit menjadi tiga macam yaitu: makna referensial implisit, makna organisasional implisit dan makna implisit situasional (1984: 34-37). Analisis akan dibagi berdasarkan ketiga macam makna implisit ini. Makna referensial implisit dapat ditemukan dalam kalimat yang memiliki pronomina persona, pronomina posesif, dan pronomina refleksif terutama yang dalam kata-kata seperti it, he, she, they,. Juga ditemukan dalam kata demonstratif seperti this atau that. Artikel the juga merupakan salah satu kata yang memiliki makna implisit, demikian pula halnya dengan kata-kata komparatif seperti some, most, different, dan more. Kalimat yang mengandung makna implisit organisasional dapat ditemukan dalam susunan kalimat elipsis dan kalimat pasif sistem bahasa sumber. Selain itu dapat juga ditemukan dalam kalimat yang memiliki kata substitusi seperti one, did, so, do, dan not.

Sedangkan makna situasional implisit ditemukan dalam situasi percakapan. Situasi yang dimaksud adalah hubungan antara penutur dan penanggap, latar belakang budaya, tempat berlakunya proses komunikasi, waktu terjadinya ujaran, usia dan jenis kelamin, situasi sosial penutur dan penanggap, praduga yang muncul dalam situasi berkomunikasi dan gerakan isyarat yang terjadi selama proses komunikasi berlangsung. Dalam skripsi ini faktor-faktor yang cukup banyak tadi akan dibatasi sehingga analisis makna situasional implisit terdiri dari empat bagian, yaitu makna implisit yang timbul akibat faktor budaya, gerakan isyarat, waktu dan tempat komunikasi, serta hubungan penutur dan penanggap. Untuk menganalisis penerjemahan makna implisit, penulis mengumpulkan berbagai data dan membahasnya sesuai dengan aturan yang berlaku pada bahasa sasaran sehingga dapat diketahui apakah penerjemahan tersebut telah sesuai dengan aturan yang berlaku pada bahasa sasaran, timbul tidaknya kerancuan dan terjaga tidaknya keutuhan teks asli.

I.6 Metode Penelitian

Metode yang diambil dalam peneltian ini adalah metode deskriptif dan komparatif. Masalah yang terkumpul pada data akan diklasifikasikan untuk kemudian dibahas secara objektif. Lalu dibandingkan dan dianalisis berdasarkan teori-teori yang diuraikan pada Bab II. Analisis akan menjelaskan apakah cara penerjemahan makna implisit pada data tidak menimbulkan kerancuan makna, cukup jelas untuk dipahami, telah sesuai dengan aturan pada bahasa sasaran dan juga tidak menyimpang dari teori-teori yang berlaku.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan metode penelitian studi pustaka, yaitu dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang erat kaitannya dengan pembahasan masalah sehingga diperoleh berbagai teori dan referensi yang mendukung penganalisisan data. Penelitian ini banyak dilakukan di perpustakaan yang ada di kota Bandung. Perpustakaan-perpustakaan tersebut antara lain perpustakaan Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra UNPAD, perpustakaan Ekstensi Fakultas Sastra UNPAD dan koleksi umum UPT perpustakaan ITB. Sedangkan waktu yang diperlukan dalam membuat penelitian ini kurang lebih empat bulan.

Memasuki pada bab selanjutnya yaitu bab ketiga, penulisan proposal skripsi itu dibuat inti permasalahan yang akan diangkat saja tidak mengutamakan atau membuat garis berasanya tetapi hanya berisikan apa saja yang akan dibahas serta hal tersebut akan mempermudah kita dalam penyususnannya, seperti contoh dibawah ini.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini akan menjelaskan tentang:

  1. Pengertian Makna
  • Perubahan Makna
  • Jenis Makna

2. Makna Implisit

  • Makna Referensial Implisit
  1. Referen Persona
  2. Referen Demonstratif
  3. Refere n Komparatif
  • Makna Organisasional Implisit
  1. Kata Substitusi
  2. Kalimat Elipsis
  3. Kalimat Pasif
  • Makna Situasional Implisit
  1. Makna Situasional Implisit Akibat Faktor Budaya
  2. Makna Situasional Implisit karena Gerakan Isyarat saat Ujaran
  3. Makna Situasional Implisit Akibat Hubungan Penutur dan Penanggap

3. Penerjemahan

  • Metode Penerjemahan
  • Penerjemahan Makna Implisit

Pada bab ketiga lebih mengedepankan tentang objek penelitian yang akan dilakukan sehingga bisa diketahui oleh dosen pembimbing yang nantinya akan dilihat lebih jauh lagi. seperti contoh dibawah ini:

BAB III

OBJEK PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas tentang objek penelitian.

Pada bab yang bisa dikatakan merupakan bab isi yang terakhir, disini yang akan dibahas merupakan hal yang menujuk atau mendukung dari skripsi yang diajukan sehingga penguatan ataupun referensi dari skripsi itu dapat dipertahankan. Seperti contoh dibawah ini dan sekali lagi hanya berisikan pada hal – hal yang akan dibahas:

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan penelitian dan pembahasan mengenai penerjemahan makna implisit.

  1. Makna Referensial Implisit
  • Referen Persona Implisit Diterjemahkan Secara Eksplisit
  • Referen Persona Implisit Diterjemahkan Menjadi Referen Persona
  • Referen Demonstratif Implisit Diterjemahkan Secara Eksplisit
  • Referen Demonstratif Implisit Diterjemahkan Menjadi Referen Demonstratif
  • Referen Komparatif Implisit Diterjemahkan Secara Eksplisit
  • Referen Komparatif Implisit Diterjemahkan Menjadi Referen Komparatif

2. Makna Organisasional Implisit

  • Kalimat Elipsis Diterjemahkan Secara Eksplisit
  • Kalimat Elipsis Diterjemahkan Menjadi Kalimat Elipsis
  • Kalimat Pasif Diterjemahkan Secara Eksplisit
  • Kalimat Pasif Diterjemahkan Menjadi Kalimat Pasif
  • Kata Substitusi Diterjemahkan Secara Eksplisit
  • Kata Substitusi Diterjemahkan Menjadi Kata Substitusi

3. Makna Situasional Implisit

  • Makna Situasional Implisit Akibat Faktor Budaya Diterjemahkan Menjadi Makna Situasional Akibat Faktor Budaya
  • Makna Situasional Implisit akibat Faktor Budaya Diterjemahkan Secara Eksplisit
  • Makna Situasional Implisit karena Gerakan Isyarat saat UjaranDiterjemahkan Menjadi Makna Situasional karena Gerakan Isyarat saatUjaran
  • Makna Situasional Implisit yang Disebabkan Waktu dan Tempat KomunikasiDiterjemahkan Menjadi Makna Siuasional yang Disebabkan Waktu danTempat Komunikasi
  • Makna Situasional Implisit yang Disebabkan Waktu dan Tempat KomunikasiDiterjemahkan Secara Eksplisit
  • Makna Situasional Implisit Akibat Hubungan Penutur dan Penanggap. Diterjemahkan Menjadi Makna Situasional Akibat Hubungan Penutur dan Penanggap

Yups akhirnya selesai juga, inilah bab terakhir yaitu bab kelima, tentunya berisikan kesimpulan dari yang sudah dibahas semuannya, disini juga berisikan bagian lainnya seperti contoh dibawah ini:

BAB V

KESIMPULAN

Pada bab ini akan membahas tentang kesimpulan dari bab-bab lainnya

Kesimpulan yang didapat mengenai penerjemahan makna implisit dalam sebuah novel adalah sebagai berikut :

  1. Makna implisit harus diterjemahkan secara eksplisit apabila sistem dari bahasa target mengharuskannya.
  2. Makna implisit dapat diterjemahkan secara eksplisit jika sistem dari bahasa target memperbolehkannya.
  3. Makna implisit harus diterjemahkan secara eksplisit apabila menimbulkan ketaksaan atau kekaburan makna pada bahasa target.

Selain itu pada bab ini juga berisikan antara lain:

SYNOPSIS

DAFTAR PUSTAKA

KUMPULAN DATA

I. Makna Referensial Implisit

I.1 Referen Persona

I. 2 Referen Demonstratif

I.3 Referen Komparatif

II. Makna Organisasional Implisit

II. 1 Kalimat Elipsis

II. 2 Kalimat Pasif

II. 3 Kata Substitusi

III. Makna Implisit

III.1 Makna Implisit Situasional (Budaya)

III.2 Makna Impilisit Situasional (Gerakan Isyarat)

III.3 Makna Implisit Situasional (Waktu dan Tempat Komunikasi)

III.4 Makna Implisit Situasional (Hubungan Penutur dan Penanggap, Usia dan

Jenis Kelamin)

BIODATA

Informasi Umum

Berisikan;

Tempat / Tanggal Lahir :

Jenis Kelamin :

Berat / Tinggi :

Agama :

Kebangsaan / Suku :

Status :

Alamat :

Telp :

Minggu, 25 April 2010

PERPUTARAN UANG PADA USAHA KECIL (BAKSO KELILING)

PERPUTARAN UANG PADA USAHA KECIL
(BAKSO KELILING)

Oleh : Chintya Verida Fy (10207236)
Chinta Permatasari (10207233)

ABSTRAK
Makalah ini mengevaluasi perputaran uang berdasarkan kondisi perekonomian, dalam kontes usaha kecil, yaitu pedagang bakso keliling, yang memutar keuangan dalam bentuk usaha guna memenuhi segala kebutuhan.
Kata kunci : perputaran uang, usaha kecil, kondisi perekonomia

PENDAHULUAN
Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk masyarakat menengah ke bawah yang tidak memiliki pekerjaan tetap adalah usaha kecil yang tidak memerlukan standar-standar tertentu agar dapat berada dalam suatu badan usaha lain yang memerlukan standar dan kemampuan yang ahli dari suatu bidang. Salah satu contoh usaha kecil yang dapat lakukan oleh masyarakat menengah kebawah adalah berdagang bakso keliling yang sering kita liat di sekitar kita. Pada jaman sekarang ini sulitnya mendapatkan suatu pekerjaan membuat sebagian masyarakat lebih memilih membuat usaha untuk memenuhi segala kebutuhannya dan tuntutan ekonomi yang kian hari terus meningkat.
Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan sebuah usaha dalah keputusan menentukan bentuk usaha yang tepat dan tempat yang strategis sehingga mendapatkan sebuah keuntungan. Persaingan Usaha yang tidak sehat tidak hanya terjadi pada usaha usaha yang besar tetapi usaha kecil pun sering terjadi persaingan. bagi setiap pelaku usaha yang hendaknya menyiasati persaingan dengan sehat agar tidak mendapatkan kerugian dari usaha yang telah di jalankan. “Maka kamipun meneliti perputaran uang pada usaha kecil yaitu bakso keliling. Melihat pentingnya dalam mengambil keputusan yang tepat dalam melakukan usaha maka sebelum membuat usaha perlu memperhatikan beberapa aspek salah satunya aspek keuangan. Dari Latar belakang
masalah kami mengambil judul “Perputaran Uang pada usaha kecil Bakso Keliling”. .

PEMBAHASAN
investasi
Secara umum pengertian investasi adalah penanaman sumber daya untuk mendapatkan hasil dimasa yang akan datang. Menurut Suratman ( 2001 : 6 ) mengatakan “investasi atau perencanan modal didalam perusahaan tidak lain adalah menyangkut penggunaan sumber-sumber yang diharapkan akan memberi imbalan (pengembalian) yang menguntungkan dimasa yang akan datang”.
Capital Bugedting
Berbicara mengenai investasi berarti menyangkut terhadap keputusan dalam memilih investasi yang tepat, apalagi pada masyarakat menengah yang memiliki modal terbatas namun ingin memiliki usaha yang nantinya membuat keuntungan yang akan datang. Capital Bugedting adalah keseluruhan proses dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana dimana jangka waktu kembali dana tersebut lebih atau kurang dari satu tahun. Capital Bugedting mempunyai arti yang sanagat penting bagi usaha dalam membuat keputusan investasi yang tepat, karena dana yang dikeluarkan akan terikat untuk jangka waktu yang panjang. Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan diwaktu yang akan datang. Pengeluaran dana untuk keperluan tersebut biasanya meliputi jumlah yang besar dan kesalahan dalam pengambilan keputusan mengenai pengeluaran modal tersebut akan mempunyai akibat yang panjang dan berat. Disini kami mengamati perputaran uang pada usaha kecil yaitu usaha bakso keliling apakah dengan usaha yang dilakukan oleh pemilik yaitu bapak Tono dapat memenuhi kebutuhan hidupnya bersama keluarga dengan 2 anak dan 1 orang istri, saat ini pemilik tinggal di sebuah kontrakan dengan biaya kontrak Rp 300.000 per bulan, usaha bakso kelilingl ini sudah ia jalani 6 tahun dengan modal awal yang diperkirakan :





No. Investasi Jumlah
1. 1 Set grobak pikul Rp. 400.000
2. Kompor beserta tabung gas Rp. 250.000
3. 2 ember kecil Rp. 10.000
4. 1 panci ukuran besar Rp. 200.000
5. 10 mangkuk Rp. 50.000
6. 12 sendok Rp. 30.000
7. 12 garpu Rp. 30.000
8. Bahan baku pembuatan bakso Rp. 200.000
Total Rp. 1.170.000

Dengan modal yang dimiliki pemilik dapat menjalankan usahanya hingga sekarang, tiap harinya pemilik pergi kepasar membeli bahan baku untuk kebutuhan usahanya, dengan biaya tetap untuk belanja tiap harinya adalah Rp 200.000.

Pemilik memulai berjualan pada jam 11.00 sampai dengan jam 21.00, rata-rata penjualan bakso tiap harinya adalah 50 mangkuk dengan harga jual 5000 dan Pendapatan dapat diperkirakan oleh pengelola atau pemilik usaha bakso berdasarkan dari pemilihan lokasi yang strategis, yaitu berada di perumahan warga. Bila kita lihat rata-rata bakso yang berhasil terjual adalah 250.000 biji maka untuk mengetahui keuntungan bruto perharinya adalah 50 x Rp. 5000 = Rp. 50.000.

PENUTUP
Dari penjelasan diatas untuk melakukan sebuah usaha kecil maupun besar diperlukan adanya perencanan investasi. karena perencanan modal di dalam usaha tidak lain adalah menyangkut penggunaan sumber-sumber yang diharapkan akan memberi imbalan (pengembalian) yang menguntungkan dimasa yang akan datang. Usaha kecil yaitu bakso keliling yang dimiliki oleh bapak Tono sudah dapat meraih keuntungan namun melihat kebutuhan keluarga sehari-hari maka penghasilan tersebut belum mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Senin, 19 April 2010

Hakikat dan Karakteristik Karya Ilmiah

Hakikat dan Karakteristik Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan. Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.

Sumber Sumber Masalah Pra Penulisan Karya Ilmiah
Sumber bacaan yang sesuai Langkah selanjutnya adalah anda mencari bahan bacaan yang sesuai dengan topik tulisan anda yang telah dirangkum dalam bentuk kerangka tulisan. Baca sumber bacaan secara efisien agar anda tidak banyak kehilangan waktu hanya membaca bahan bacaan yang sebenarnya kurang begitu anda perlukan.Buat intisari-intisari Sumber-sumber bacaan yang anda peroleh, kemudian dibuat intisarinya, dan ditulis kembali dengan kalimat anda sendiri. Hindari sejauh mungkin anda hanya memindahkan kalimat orang ke dalam tulisan anda. Ini akan sangat merugikan anda sendiri. Sebab, dengan cara itu anda kehilangan kesempatan untuk berlatih membuat kalimat atau alinea dalam suatu tulisan yang utuh. Akibatnya, kreatifitas anda terganggu, yang pada akhirnya anda tidak akan mampu menghasilkan karya ilmiah yang baik. Orisinalitasnya rendah! Malah, cenderung plagiat!
Disini anda dapat menyusun data, fakta atau informasi baru yang anda intisarikan dari bahan bacaan. Data dapat anda sajikan dalam bentuk tabel, gambar, ilustrasi, teks atau kombinasinya. Susun intisari-intisari Intisari-intisari yang telah anda buat disusun ke dalam sub-sub judul yang sesuai dalam kerangka tulisan. Intisari tersebut dirangkai sehingga kalimat yang satu saling berkesinambungan. Demikian pula antar alinea harus sinambung. Tempatkan tabel, gambar atau ilustrasi ke dalam sub-sub judul yang sesuai. Jika anda mengalami kesulitan dalam memasukkan data ke dalam sub-sub judul, anda dapat menempatkannya sementara di sub judul yang anda nilai paling mendekati.
Pengolahan data, fakta atau informasi Pada tahapan ini anda menganalisis intisari yang berupa data, fakta atau informasi. Data dapat anda analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif, bergantung kepada data, fakta atau informasi yang anda peroleh. Atau dapat pula bergantung kepada tujuan dari karya anda. Ada banyak cara untuk menganalisis tulisan ilmiah. Salah satu yang sering digunakan adalah analisis isi atau content analysis. Disini anda menafsirkan dan mengintisarikan suatu tulisan ilmiah. Pada tahap ini anda harus hati-hati menafsirkan sebuah tulisan. Tafsirkan tulisan secara seimbang dan sesuai fakta yang disajikan. Artinya anda harus menganalisis secara obyektif, bebas dari kepentingan anda sendiri alias subyektif. Tafsir dari suatu data mungkin sekali akan berbeda antar satu ilmuwan dengan ilmuwan lainnya. Itulah sebabnya anda dianjurkan untuk membaca sumber primer. Jika dalam menganalisis data anda menggunakan program komputer tertentu, maka sebaiknya anda sebutkan spesifikasinya.
Hasil analisis data tersebut anda jelaskan secara singkat, padat dan akurat pada bagian analisis dan sintesis. Analisis dan Sintesis (Hasil dan Pembahasan). Pada bagian analisis anda dapat menguraikan permasalahan yang ditemukan. Anda disini dapat membuat perbandingan-perbandingan antara satu sumber bacaan dengan sumber bacaan lainnya. Anda dapat mengulas kelemahan-kelemahan yang anda temukan dalam sumber-sumber bacaan. Anda dapat mengulas pula kelebihan-kelebihan yang anda temukan, dan manfaat yang dapat dipetik dari sumber tulisan yang ada.Hasil perbandingan tersebut kemudian anda satukan menjadi suatu kesatuan yang menyeluruh dan utuh (holistik). Cara untuk menganalisis permasalahan dalam sumber bacaan harus ditulis secara singkat dan padat dalam bagian metode penulisan ini. Pada bagian sintesis anda dapat mengemukakan ide atau gagasan baru untuk memecahkan masalah yang anda temukan. Disini anda dapat secara luas memberikan komentar, membahas, atau bentuk lainnya secara argumentatif. Spekulasi mungkin dibolehkan dalam batas-batas tertentu. Hasil sintesis ini pada dasarnya adalah berupa data, fakta atau informasi, atau ide baru, yang belum pernah ditulis oleh penulis lainnya. Disinilah karya anda. Disinilah intisari karya anda. Jika anda hanya sampai mengumpulkan informasi-informasi saja, maka itu bukanlah suatu karya ilmiah, melainkan hanya suatu kumpulan-kumpulan informasi. Cara untuk menghasilkan ide/gagasan baru tersebut dijelaskan dalam bagian metode penulisan ini.
Bagian analisis dan sintesis merupakan bagian inti tulisan dari sebuah tulisan ilmiah hasil telaah pustaka. Pada bagian ini anda dapat menggunakan pola pikir induktif, deduktif atau kedua-duanya. Mana yang lebih tepat? Bergantung kepada data, fakta atau informasi yang anda peroleh. Bergantung pula kepada pertanyaan tulisan (perumusan masalah), hipotesis (jika ada) dan tujuan anda menulis.
Teknik Perumusan Masalah
1. Penomoran Bab serta subbab
- Bab dinomori dengan menggunakan angka romawi.
- Subbab dinomori dengan menggunakan angka latin dengan mengacu pada nomor bab/subbab dimana bagian ini terdapat.
II ………. (Judul Bab)
2.1 ………………..(Judul Subbab)
2.2 ………………..(Judul Subbab)
2.2.1 ………………(Judul Sub-Subbab)
- Penulisan nomor dan judul bab di tengah dengan huruf besar, ukuran font 14, tebal.
- Penulisan nomor dan judul subbab dimulai dari kiri, dimulai dengan huruf besar, ukuran font 12, tebal.
2. Penomoran Halaman
- Bagian Awal, nomor halaman ditulis dengan angka romawi huruf kecil (i,ii,iii,iv,…).Posisi di tengah bawah (2 cm dari bawah). Khusus untuk lembar judul dan lembar pengesahan, nomor halaman tidak perlu diketik, tapi tetap dihitung.
- Bagian Pokok, nomor halaman ditulis dengan angka latin. Halaman pertama dari bab pertama adalah halaman nomor satu. Peletakan nomor halaman untuk setiap awal bab di bagian bawah tengah, sedangkan halaman lainnya di pojok kanan atas.
- Bagian akhir, nomor halaman ditulis di bagian bawah tengah dengan angka latin dan merupakan kelanjutan dari penomoran pada bagian pokok.
3. Judul dan Nomor Gambar / Grafik / Tabel
- Judul gambar / grafik diketik di bagian bawah tengah dari gambar. Judul tabel diketik di sebelah atas tengah dari tabel.
- Penomoran tergantung pada bab yang bersangkutan, contoh : gambar 3.1 berarti gambar pertama yang aga di bab III.
4. Penulisan Daftar Pustaka
- Ditulis berdasarkan urutan penunjukan referensi pada bagian pokok tulisan ilmiah.
- Ditulis menurut kutipan-kutipan
- Menggunakan nomor urut, jika tidak dituliskan secara alfabetik
- Nama pengarang asing ditulis dengan format : nama keluarga, nama depan.
Nama pengarang Indonesia ditulis normal, yaitu : nama depan + nama keluarga
- Gelar tidak perlu disebutkan.
- Setiap pustaka diketik dengan jarak satu spasi (rata kiri), tapi antara satu pustaka dengan pustaka lainnya diberi jarak dua spasi.
- Bila terdapat lebih dari tiga pengarang, cukup ditulis pengarang pertama saja dengan tambahan ‘et al’.
- Penulisan daftar pustaka tergantung jenis informasinya yang secara umum memiliki urutan sebagai berikut :
Nama Pengarang, Judul karangan (digarisbawah / tebal / miring), Edisi, Nama Penerbit, Kota Penerbit, Tahun Penerbitan.
• Tahun terbit disarankan minimal tahun 2000
Sumber :
http://skinhead4life-carigaragara.blogspot.com/2010/03/pra-penulisan-ilmiah.html
library.gunadarma.ac.id/modules/guideline/skripsi_fe.doc

Minggu, 28 Maret 2010

Cara Mengenal Menbuat Tulisan Ilmiah

DASAR-DASAR METODOLOGI PENELITIAN
Sebagai calon intelektual, mahasiswa harus mampu menyelesaikan masalah melalui pendekatan ilmiah. Apa yang membedakan antara penyelesaian masalah melalui pendekatan ilmiah dan non-ilmiah (alamiah)? Ilmiah: pemecahan secara sistematik dan Non-ilmiah: pemecahan sehari-hari, bersifat rutin dan dapat dilakukan oleh siapa saja, serta hanya mengandalkan keterampilan (betapapun tingginya keterampilan tersebut).
Langkah-langkah ilmiah umumnya dimulai dengan mengamati dan mengkaji berbagai gejala, peristiwa, fenomena, atau masalah-masalah keteknikan yang harus dihadapi. Lalu kembangkan pemikiran tentang hal-hal apa yang dapat digali dari kejadian tersebut. Buatlah daftar pertanyaan: ‘apa, bagaimana, di mana, kapan, siapa, dan mengapa?. Dari situ anda dapat menemukan dan merumuskan masalah sebagai suatu langkah awal metode ilmiah. Dengan mempelajari materi ini, anda diharapkan dapat menerapkan prinsip kerja ilmiah untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Sebelum materi metode penelitian disampaikan secara utuh, pertama-tama akan disampaikan hal-hal yang berkaitan dengan langkah-langkah metode ilmiah. Diharapkan langkah-langkah ini dapat dimanfaatkan dan diterapkan dalam pengkajian masalah di bidang teknologi.

LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH
Metode ilmiah adalah upaya memecahkan masalah melalui berpikir rasional (logis) dan berpikir empiris. Hal ini dimaksudkan bahwa pemecahan masalah harus dilakukan melalui tahapan pengembangan ilmu yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan logika dan didukung oleh fakta atau bukti-bukti nyata. Berpikir rasional artinya berpikir atas dasar penalaran agar kebenarannya dapat diterima akal sehat. Oleh karena itu, dalam berpikir rasional diperlukan teori-teori yang telah teruji kebenarannya. Sedangkan berpikir empiris adalah berpikir atas dasar fakta-fakta yang terjadi sebagaimana adanya. Oleh karena itu, kebenaran dalam berpikir empiris harus ditunjukkan oleh bukti-bukti yang dapat dipercaya. Contoh pernyataan yang logis atau dapat diterima akal sehat adalah “Apabila setiap hubungan sosial dapat membentuk kemandirian seseorang, maka metode diskusi di kalangan mahasiswa dapat mengembangkan kemampuan mereka dalam memecahkan masalah yang dihadapinya”. Hubungan kedua pernyataan tersebut dikatakan logis/rasional karena dalam metode diskusi tersirat adanya nilai hubungan sosial. Sedangkan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapinya termasuk salah satu dari sifat kemandirian. Contoh berpikir empiris adalah “Kenaikan bahan bakar minyak (BBM) selalu diikuti dengan naiknya biaya transportasi.
Metode ilmiah pada dasarnya adalah penggabungan berpikir rasional dengan berpikir empiris. Pada hakikatnya penelitian adalah perwujudan dari metode ilmiah yakni usaha atau kegiatan untuk memecahkan masalah berdasarkan berpikir ilmiah. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode ilmiah adalah :
1. Melakukan pengamatan (observasi),
2. Merumuskan masalah,
3. Menyusun kerangka berpikir,
4. Merumuskan hipotesis,
5. Memprediksi,
6. Melakukan eksperimen,
7. Menguji hipotesis berdasarkan data yang telah diperoleh
8. Menarik kesimpulan, dan
9. Melakukan eksperimen lanjutan.

1. Melakukan Pengamatan
Pada prinsipnya, pengamatan adalah suatu upaya untuk memperoleh pengertian mengenai masalah yang dihadapi. Pengamatan dapat dilakukan secara visual maupun dengan alat bantu. Gejala/fenomena/produk/metode yang akan diamati/dirancang/dibuat dapat pula melanjutkan atau mengembangkan hasil pengamatan/studi yang telah dilakukan orang lain.
2. Menemukan dan Merumuskan Masalah
Masalah adalah segala persoalan yang perlu dipecahkan secara pasti dan benar. Untuk mendapatkan masalah, kita perlu membuat pernyataan. Pernyataan dari perumusan masalah dapat disampaikan dalam bentuk pertanyaan “5W + H “ (What, Who, Where, When, Where + How). Beberapa sumber untuk memberikan inspirasi dalam merumuskan masalah penelitian dapat berupa pengalaman pribadi, pengamatan sepintas, diskusi, seminar, simposium, studi kepustakaan termasuk situs dari internet, pernyataan pemegang otoritas bidang ilmu serta perasaan intuitif berdasarkan kepakaran dari peneliti itu sendiri.
3. Menyusun Kerangka Berpikir
Kegiatan ini meliputi pengumpulan informasi dan data yang berkaitan dengan masalah yang dikaji. Gunanya adalah untuk menemukan jawaban sementara terhadap masalah tersebut. Informasi-informasi itu dapat diperoleh dari sejumlah literatur termasuk laporan hasil penelitian orang lain. Informasi dapat pula diperoleh melalui diskusi maupun wawancara dengan para pakar atau orang yang menguasai masalah tersebut atau melalui survey lapangan.
Ilmu berkembang karena orang menggali informasi dan mengembangkan apa yang telah ditemukan orang lain. Penemuan orang sebelumnya dapat dijadikan acuan atau kerangka berpikir untuk mengembangkan dan menemukan hal-hal baru.
4. Merumuskan Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah berdasarkan teori dan fakta.
5. Memprediksi
Memprediksi adalah memprakirakan apa yang akan terjadi berdasarkan fakta dan hasil penelitian (fakta, data yang tersedia, sumber kepustakaan termasuk situs dari internet, dan hasil penelitian)
6. Melakukan Eksperimen
Pada tahap ini dilakukan serangkaian percobaan untuk menguji hipotesis. Tujuan eksperimen adalah untuk membuktikan hipotesis dengan didukung oleh bukti nyata (empiris) dari hasil percobaan. Misalnya pada hipotesis sebelumnya ditulis “mekanisme penguatan pada baja mangan austenitik disebabkan oleh adanya transformasi fasa dari austenit menjadi martensit bersel satuan BCC dan transformasi tersebut bukan diakibatkan oleh adanya mekanisme geser”. Benarkah hipotesis itu? Untuk mendukung atau menyangkal hipotesis tersebut, perlu dibuktikan melalui eksperimen. Eksperimen dilakukan dengan cara memeriksa baja mangan austenitik yang telah dideformasi plastis dengan menggunakan metode pemeriksaan difraksi sinar-x. Pemeriksaan melalui difraksi sinar-x akan menghasilkan kurva yang mewakili kelompok bidang-bidang atom yang kemudian diterjemahkan kedalam bentuk sel satuan. Apabila dalam sel satuan tersebut muncul sel satuan BCC, maka benarlah hipotesis tersebut bahwa mekanisme penguatan disebabkan oleh strain induced martensitic transformation. Jika tidak maka maka gugurlah hipotesis tersebut.
7. Menarik Kesimpulan
Kesimpulan dibuat berdasarkan hasil eksperimen. Kesimpulannya dapat menolak hipotesis atau menerima hipotesis. Menolak hipotesis berarti bahwa dugaan sementara tidak sesuai dengan hasil eksperimen. Menerima hipotesis berarti bahwa dugaan sementara sesuai dengan hasil eksperimen.
Manakah hasil eksperimen yang baik? Semua hasil eksperimen baik jika eksperimen tersebut dilakukan sesuai dengan prosedur ilmiah. Ditolak atau diterimanya hasil eksperimen tetap memberikan sumbangan yang berarti terhadap ilmu pengetahuan.
8. Eksperimen Lanjutan
Setelah kesimpulan dirumuskan biasanya muncul permasalahan baru yang menimbulkan hipotesis baru dan prediksi baru. Hal yang demikian memerlukan eksperimen lanjutan. Selain itu, orang lain yang tidak yakin terhadap hasil eksperimen dapat melakukan eksperimen ulang.
Eksperimen lanjutan dapat dilakukan oleh peneliti yang bersangkutan sebagai perbaikan hasil penelitian atau hal ini dapat diajukan pula sebagai saran yang dialokasikan untuk penelitian berikutnya. Dengan demikian, eksperimen lanjutan dapat dilakukan oleh peneliti lain ketika peneliti lain tersebut sedang menggali informasi yang didasarkan pada hasil penelitian sebelumnya.
Demikianlah metode ilmiah dilakukan sehingga ilmu pengetahuan terus-menerus berkembang.

Rabu, 24 Maret 2010

Metode Ilmiah

Metode Ilmiah

Metode ilmiah atau proses ilmiah merupakan proses keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara sistematis berdasarkan bukti fisis. Ilmuwan melakukan observasi serta membentuk hipotesis dalam usahanya untuk menjelaskan fenomena alam. Prediksi yang dibuat berdasarkan hipotesis tersebut diuji dengan melakukan eksperimen. Jika suatu hipotesis lolos uji berkali-kali, hipotesis tersebut dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Langkah-langkah Karya Ilmiah

a. Memilih pokok bahsan
- Pentingkah masalah itu kita ungkap atau teliti?
- Merarikah masalah itu kita bahas
- Cukup atau mampu sarana dan prasaran
- Terlalu luas atau sempit
- Mungkinkah kita dapat memperoleh data yang lengkap
b. Membatasi pembahasan
c. Membuat kerangka karangan
- Topik: pokok subject yang akan dibahas
- Tema: tujuan atau kehendak penulis terhadap topik
- Tesis: Pendapat untuk penulis tentng suatu tema
- Judul: nama yang memenuhi identitas karangan yang mencerminkan karangan

Hakikat Karya Ilmiah

Hakikat Karya Ilmiah
Karya ilmiah merupakan karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti empirik.
Tujuan penulisan karya ilmiah, antara lain untuk menyampaikan gagasan, memenuhi tugas dalam studi, untuk mendiskusikan gagasan dalam suatu pertemuan, mengikuti perlombaan, serta untuk menyebarluaskan ilmu pengetahuan/hasil penelitian.
Karya ilmiah dapat berfungsi sebagai rujukan, untuk meningkatkan wawasan, serta menyebarluaskan ilmu pengetahuan. Bagi penulis, menulis karya ilmiah bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan membaca dan menulis, berlatih mengintegrasikan berbagai gagasan dan menyajikannya secara sistematis, memperluas wawasan, serta memberi kepuasan intelektual, di samping menyumbang terhadap perluasan cakrawala ilmu pengetahuan.
Karya ilmiah populer adalah karya ilmiah yang disajikan dengan gaya bahasa yang populer atau santai sehingga mudah dipahami oleh masyarakat dan menarik untuk dibaca.
Ciri-ciri Karya Ilmiah
Karangan ilmiah adalah karangan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan yang dikomunikasikan melalui bahasa tulis yang formal dengan sistematis-methodis. Karangan ilmiah bersifat sistematis dan tidak emosional. Dalam karya ilmiah disajikan kebenaran fakta.

Ciri-ciri karya ilmiah menurut Alamsyah (2008 : 99) adalah sebagai berikut : (1) merupakan pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif ). Artinya, faktanya sesuai dengan yang diteliti, (2) bersifat methodis dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode tertentu dengan langkah langkah yang teratur dan terkontrol secara tertip dan rapi, (3) Tulisan ilmiah menggunakan laras ilmiah. Artinya, laras bahasa ilmiah harus baku dan formal. Selain itu laras ilmiah harus lugas agar tidak ambigu (ganda).

Sikap Ilmiah

Istilah sikap dalam bahasa Inggris disebut “Attitude” sedangkan istilah attitude sendiri berasal dari bahasa latin yakni “Aptus” yang berarti keadaan siap secara mental yang bersifat untuk melakukan kegiatan. Triandis mendefenisikan sikap sebagai : “ An attitude ia an idea charged with emotion which predis poses a class of actions to aparcitular class of social situation” .
Rumusan di atas diartikan bahwa sikap mengandung tiga komponen yaitu komponen kognitif, komponen afektif dan komponen tingkah laku. Sikap selalu berkenaan dengan suatu obyek dan sikap terhadap obyek ini disertai dengan perasaan positif atau negatif. Secara umum dapat disimpulkan bahwa sikap adalah suatu kesiapan yang senantiasa cenderung untuk berprilaku atau bereaksi dengan cara tertentu bilamana diperhadapkan dengan suatu masalah atau obyek.
Menurut Baharuddin (1982:34) mengemukakan bahwa :”Sikap ilmiah pada dasarnya adalah sikap yang diperlihatkan oleh para Ilmuwan saat mereka melakukan kegiatan sebagai seorang ilmuwan. Dengan perkataan lain kecendrungan individu untuk bertindak atau berprilaku dalam memecahkan suatu masalah secara sistematis melalui langkah-langkah ilmiah. Beberapa sikap ilmiah dikemukakan oleh Mukayat Brotowidjoyo (1985 :31-34) yang biasa dilakukan para ahli dalam menyelesaikan masalah berdasarkan metode ilmiah, antara ;ain :
Sikap ingin tahu : apabila menghadapi suatu masalah yang baru dikenalnya,maka ia beruasaha mengetahuinya; senang mengajukan pertanyaan tentang obyek dan peristiea; kebiasaan menggunakan alat indera sebanyak mungkin untuk menyelidiki suatu masalah; memperlihatkan gairah dan kesungguhan dalam menyelesaikan eksprimen.
Sikap kritis : Tidak langsung begitu saja menerima kesimpulan tanpa ada bukti yang kuat, kebiasaan menggunakan bukti – bukti pada waktu menarik kesimpulan; Tidak merasa paling benar yang harus diikuti oleh orang lain; bersedia mengubah pendapatnya berdasarkan bukti-bukti yang kuat.
Sikap obyektif : Melihat sesuatu sebagaimana adanya obyek itu, menjauhkan bias pribadi dan tidak dikuasai oleh pikirannya sendiri. Dengan kata lain mereka dapat mengatakan secara jujur dan menjauhkan kepentingan dirinya sebagai subjek.
Sikap ingin menemukan : Selalu memberikan saran-saran untuk eksprimen baru; kebiasaan menggunakan eksprimen-eksprimen dengan cara yang baik dan konstruktif; selalu memberikan konsultasi yang baru dari pengamatan yang dilakukannya.
Sikap menghargai karya orang lain, Tidak akan mengakui dan memandang karya orang lain sebagai karyanya, menerima kebenaran ilmiah walaupun ditemukan oleh orang atau bangsa lain.
Sikap tekun : Tidak bosan mengadakan penyelidikan, bersedia mengulangi eksprimen yang hasilnya meragukan’ tidak akan berhenti melakukan kegiatan –kegiatan apabila belum selesai; terhadap hal-hal yang ingin diketahuinya ia berusaha bekerja dengan teliti.
Sikap terbuka : Bersedia mendengarkan argumen orang lain sekalipun berbeda dengan apa yang diketahuinya.buka menerima kritikan dan respon negatif terhadap pendapatny

Kamis, 18 Maret 2010

Asuransi dan Pasar Modal

Asuransi

asuransi dalam hal hukum dan ekonomi adalah suatu bentuk dari manajemen risiko terutama digunakan untuk lindung nilai terhadap risiko kerugian kontingen. Secara sempit asuransi adalah sebuah sistem untuk merendahkan kehilangan finansial dengan menyalurkan.

Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992

Asuransi dalam Undang-Undang No.2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

Badan yang menyalurkan risiko disebut "tertanggung", dan badan yang menerima risiko disebut "penanggung". Perjanjian antara kedua badan ini disebut kebijakan: ini adalah sebuah kontrak legal yang menjelaskan setiap istilah dan kondisi yang dilindungi. Biaya yang dibayar oleh "tetanggung" kepada "penanggung" untuk risiko yang ditanggung disebut "premi". Ini biasanya ditentukan oleh "penanggung" untuk dana yang bisa diklaim di masa depan, biaya administratif, dan keuntungan.

Contohnya, seorang pasangan membeli rumah seharga Rp. 100 juta. Mengetahui bahwa kehilangan rumah mereka akan membawa mereka kepada kehancuran finansial, mereka mengambil perlindungan asuransi dalam bentuk kebijakan kepemilikan rumah. Kebijakan tersebut akan membayar penggantian atau perbaikan rumah mereka bila terjadi bencana. Perusahaan asuransi mengenai mereka premi sebesar Rp1 juta per tahun. Risiko kehilangan rumah telah disalurkan dari pemilik rumah ke perusahaan asuransi.

Pasar Modal

Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham), reksa dana, instrumen derivatif maupun instrumen lainnya. Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah), dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya.

Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal merupakan instrumen jangka panjang (jangka waktu lebih dari 1 tahun) seperti saham, obligasi, waran, right, reksa dana, dan berbagai instrumen derivatif seperti option, futures, dan lain-lain.

Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.

Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Asuransi

http://www.idx.co.id/MainMenu/Education